HADIS 1
Sabda
Rasulullah saw. :
"Diriwayatkan
dari Ibnu Abbas ra, katanya : Bahawa sesungguhnya Rasulullah saw. berkhutbah
kepada manusia pada waktu haji Wada' . Maka beliau bersabda : Sesungguhnya
Syaitan telah berputus asa ( dalam berusaha ) agar ia disembah di bumimu ini.
Tetapi ia redha apabila ( bisikannya) ditaati dalam hal selain itu; yakni suatu
amalan yang kamu anggap remeh dari amalan-amalan kamu, Berhati-hatilah kamu
sekalian. Sesungguhnya aku telah meninggalkan untukmu , yang jika kamu
berpegang kepadanya nescaya kalian tidak akan sesat selama-lamanya. iaitu:
Kitab Allah dan sunnah NabiNya. " ( HR. Hakim ).
Dengan demikian dapat difahami
bagaimana Rasulullah saw. mengingatkan kita agar selalu waspada terhadap
provokasi syaitan untuk beramal dengan menyalahi tuntutan Nabi sekalipun hal
itu nampak remeh.
HADIS 2:
"
Telah bersabda Rasulullah saw. : Islam didirikan di atas lima perkara: Bersaksi
bahawa tidak ada Tuhan selain Allah, dan sesungguhnya Muhammad itu adalah utusan Allah. Mendirikan Solat Mengeluarkan Zakat,
puasa di bulan Ramadhan Menunaikan haji di Baitullah. ( HR.Bukhari Muslim ).
"Diriwayatkan
dari Thalhah bin ' Ubaidillah ra. : bahawa sesungguhnya ada seorang bertanya
kepada Nabi saw. : ia berkata : Wahai Rasulullah beritakan kepadaku puasa yang diwajibkan oleh Allah atas
diriku. Beliau bersabda : puasa Ramadhan. Lalu orang itu bertanya lagi : Adakah
puasa lain yang diwajibkan atas diriku ?. Beliau bersabda : tidak ada, kecuali bila engkau puasa Sunnah.
".
KESIMPULAN
: Dari hadis diatas, kita dapat mengambil pengajaran bahawa :
1.
puasa Ramadhan hukumnya Fardu ‘Ain
2. puasa
Ramadhan disyari'atkan bertujuan untuk menyempurnakan ketaqwaan
HADIS 3:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra:
Bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. pernah bersabda : Ketika datang bulan
Ramadhan: Sesungguhnya telah datang kepadamu bulan yang penuh berkat,
diwajibkan atas mu untuk puasa, dalam bulan ini pintu Jannah dibuka, pintu
Neraka ditutup, Syaitan- Syaitan dibelenggu. Dalam bulan ini ada suatu malam
yang nilainya sama dengan seribu bulan, maka barangsiapa diharamkan kebaikannya
( tidak beramal baik didalamnya), sesungguhnya telah diharamkan mendapat
kebaikan di bulan lain seperti di bulan ini). ( HR. Ahmad, Nasai dan Baihaqy.
Hadits Shahih Ligwahairihi).
KESIMPULAN : Hadis di atas memberi pengajaran kepada kita, tentang
keutamaan bulan Ramadhan dan keutamaan beramal didalamnya, diantaranya :
Bulan
Ramadhan adalah:
- Bulan yang penuh Barakah.
- Pada bulan ini pintu Jannah dibuka dan pintu neraka ditutup.
- Pada bulan ini Syaitan-syaitan dibelenggu.
- Dalam bulan ini ada satu malam yang keutamaan beramal didalamnya lebih baik daripada beramal seribu bulan di bulan lain, yakni malam LAILATUL QADR.
- Pada bulan ini setiap hari ada malaikat yang menyeru menasihati siapa yang berbuat baik agar bergembira dan yang berbuat maksiat agar menahan diri
HADIS 4:
Rasulullah
saw. bersabda : Barangsiapa puasa Ramadhan karena beriman dan ikhlas, maka
diampuni dosanya yang telah lalu dan yang sekarang ( HR.Bukhary Muslim).
KESIMPULANNYA: Keutamaan beramal di bulan Ramadhan antara lain :
- Amal itu dapat menutup dosa-dosa kecil antara Ramadhan yang lalu sehinggalah Ramadhan yang berikutnya.
HADIS 5
"Diriwayatkan
dari Sa'id Al-Khudry ra. ia berkata : Pada suatu hari kami pergi berperang
beserta Rasulullah saw. di bulan Ramadhan. Diantara kami ada yang puasa dan diantara kami ada yang berbuka .
Yang puasa tidak mencela yang berbuka ,dan yang berbuka tidak mencela yang
puasa. Mereka berpendapat bahwa siapa yang mendapati dirinya ada kekuatan lalu
puasa, hal itu adalah baik dan barangsiapa yang mendapati dirinya lemah lalu
berbuka,maka hal ini juga baik" (HR. Ahmad dan Muslim)
KESIMPULAN:
Pengajaran yang dapat diambil dari hadis di atas adalah : Orang Mukmin yang
diberi kelonggaran diperbolehkan untuk tidak puasa Ramadhan, tetapi wajib mengqadha di bulan
lain, mereka itu ialah :
- Orang sakit yang masih ada harapan sembuh.
- Orang yang bepergian ( Musafir ). Musafir yang merasa kuat boleh meneruskan puasa dalam safarnya, tetapi yang merasa lemah dan berat lebih baik berbuka, dan makruh memaksakan diri untuk puasa.
Orang
Mu'min yang diberi kelonggaran diperbolehkan untuk tidak mengerjakan puasa dan
tidak wajib mengqadha, tetapi wajib fidyah (memberi makan sehari seorang
miskin). Mereka adalah orang yang tidak
lagi mampu mengerjakan puasa karena:
- Umurnya sangat tua dan lemah.
- Wanita yang menyusui dan khawatir akan kesehatan anaknya.
- Karena mengandung dan khawatir akan kesehatan dirinya.
- Sakit menahun yang tidak ada harapan sembuh.
- Orang yang sehari-hari kerjanya berat yang tidak mungkin mampu dikerjakan sambil puasa, dan tidak mendapat pekerjaan lain yang ringan
HADIS 6
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah ia berkata : Sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda : Barang
siapa yang tidak meninggalkan perkataan bohong dan amalan kebohongan, maka Allah tidak menerima dalam hal ia meninggalkan makan dan minumnya(puasa).
( H.R: Jama'ah Kecuali Muslim )
Maksudnya Allah tidak merasa perlu memberi pahala puasanya.
KESIMPULANNYA: Semasa berpuasa
kita hendaklah Menjauhi perkataan dan perbuatan keji dan menjauhi
pertengkaran.
HADIS 7
Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia
berkata : Saya berkata kepada Rasulullah saw. Ya Rasulullah, bagaimana pendapat
tuan bila saya mengetahui lailatul qadar,apa yang saya harus baca pada malam
itu ? Beliau bersabda : Bacalah ( artinya ) Ya Allah sesungguhnya Engkau maha
pemberi ampun, Engkau suka kepada keampunan maka ampunilah daku. (H.R :
At-Tirmidzi dan Ahmad )
KESIMPULANNYA: Berusahalah mendapati lailatul qadar pada sepuluh
malam terakhir, terutama pada malam-malam ganjil. Bila dirasakan menepati
lailatul qadar hendaklah lebih giat beribadah dan membaca : Ya Allah Engkaulah
pengampun, suka kepada keampunan maka ampunilah aku
HADIS 8
Sabda Rasulullah saw :
“Barangsiapa yang memberi ifthor (makanan untuk berbuka) kepada orang-orang
yang berpuasa, maka ia mendapat pahala senilai pahala orang yang berpuasa itu,
tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut “ (HR. Turmudzi dan an
Nasa’i).
KESIMPLANNYA;
Memberi makan dan
sedekah selama bulan Ramadhan ini bukan hanya untuk keperluan ifthor melainkan
juga untuk segala kebajikan. Rasulullah yang dikenal dermawan dan penuh peduli terhadap
nasib umat, pada bulan Ramadhan kedermawanan dan keperduliannya tampil lebih
menonjol.
HADIS 9
Aisyah meriwayatkan
bahawa Nabi SAW tidak sentiasa melakukan ibadat pada 10 yang terakhir Ramadan
dengan cara yang tidak pernah dilakukan pada waktu selainnya. (Riwayat Muslim)
Antara amalan Nabi SAW apabila mendekati 10 malam terakhir
Ramadan adalah
·
Melakukan qiamullail;
·
Menggerakkan keluarga untuk solat malam pada malam itu;
·
Tidak mendatangi isteri (daripada melakukan jimak);
·
Mandi antara Maghrib dan Isyak
·
Iktikaf dalam masjid.
HADIS 10:
Ibn Abi Dunya daripada
Abu Jakfar Muhammad Ali meriwayatkan Nabi SAW bersabda: “Sesiapa yang datang
kepadanya Ramadan, lalu dia berpuasa siangnya, solat Tarawih pada malamnya,
menahan matanya daripada melihat perkara haram, menjaga kemaluannya, lidah dan
tangannya dan sentiasa berusaha untuk solat berjemaah dan Jumaat, maka dia
sudah memperoleh lailatulqadar dan pahala Allah SWT yang tidak ternilai harganya.”
KESIMPULANNYA:
Sekurang-kurang usaha
membangunkan malam ataupun qiamullail untuk mendapat kelebihan lailatulqadar
ialah melakukan solat Isyak dan subuh berjemaah bagi lelaki. Bagi wanita
khasnya yang uzur kerana haid dan nifas, masih mampu memperoleh lailatulqadar
dengan melakukan ketaatan seperti beristighfar, berzikir, berselawat,
mempertingkatkan sedekah dan mengamalkan doa yang dianjurkan Nabi kepada Aisyah
iaitu: “Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Tuhan yang maha pengampun, Engkau
gemar memberikan keampunan, maka ampunkan aku.”
No comments:
Post a Comment