Saturday, May 22, 2010

Wanita dalam al-Quran

Dalam Al-Quran tercatat beberapa nama wanita yang di antara mereka ada yang dimuliakan Allah dengan syurga, dan di antara mereka ada pula yang dihinakan Allah dengan neraka. Mudah-mudahan ini bisa menjadi ibrah (pengajaran) bagi kita semua.


Hawa, Tersebut dalam QS 2:35, Dan kami berkata: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu syurga ini,….” Dalam QS 7:18-25, dikisahkan ketika kedua suami isteri iaitu Adam dan Hawa termakan pujukan syaitan sehingga mereka berdua diusir dari syurga. Dalam QS 20:115-121 (117), peringatan dari Allah terhadap suami isteri Adam dan Hawa. Maka kami berkata: “Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, ….”

Isteri Abu Lahab, dalam Al-Quran tidak disebutkan nama sebenarnya, tetapi disebut bersama dengan nama suaminya (QS 111:4-5). Dia adalah isteri kepada bapa saudara Nabi Muhammad saw, Abu Lahab. Nama sebenarnya adalah Umm Jamil dan saudara perempuan Abu Sufyan. Di kala awal wahyu diturunkan kepada Nabi Muhammad saw untuk mengajarkannya kepada keluarga yang terdekat, Nabi mendapat kritikan serta hinaan yang cukup menyakitkan dari bapa saudaranya sendiri Abu Lahab beserta istrinya.

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.

Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.

Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak

Dan begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).

(QS. 111:4-5)

Asiyah, Isteri Fir`aun : (QS. 66:11, QS. 28:9) Dalam QS. 66:11, disebutkan bahwa Asiyah isteri Fir`aun adalah perumpamaan bagi orang-orang yang beriman. Akibat dari keimanan Asiyah kepada kerasulan Musa, ia harus rela menerima siksaan pedih dari suaminya. Sekalipun isteri seorang kafir apabila menganut ajaran Allah, ia akan dimasukkan Allah ke dalam syurga. Namanya juga disebutkan dalam QS 28:9 ketika beliau menyelamatkan Nabi Musa ketika Nabi Musa di hanyutkan di sungai Nil.

Dan Allah membuat istri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang beriman, ketika ia berkata: “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim”. (QS. 66:11)

Maryam, Ibunda dari Nabi Isa a.s. QS 19:16-36. Agak istimew berbanding yang lainnya, sehinggakan Allah memberikan salah satu surah dalam Al-Qur’an khusus memuat tentang kisahnya. Beliau merupakan contoh wanita yang menjaga kehormatan dirinya dan taat beribadah kepada Rabbnya. Beliau rela mengorbankan masa remajanya untuk bermunajat mendekatkan diri pada Allah, sehingga Dia memberinya hadiah istimewa berupa kelahiran seorang Nabi dari rahimnya tanpa bapa.

Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al-Qur’an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur.

Maka ia mengadakan tabir yang melindunginya dari mereka , lalu kami mengutus (Jibril a.s.) roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna.

Maryam berkata: “Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”

Ia (Jibril) berkata: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.”

Maryam berkata: “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan pula seorang pezina.”

Jibril berkata: “Demikianlah, Tuhanmu berfirman: Hal itu adalah mudah bagiKu dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.”

Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.

(QS. 19:16-22)


Isteri nabi Nuh, tidak bernama. Disebutkan bersama-sama dengan istri Nabi Luth sebagai perumpamaan bagi isteri yang tidak patuh kepada suaminya (QS 66:10). Mereka merupakan contoh dua orang isteri dari para kekasih Allah yang tidak sempat merasakan manisnya iman. Hatinya lebih condong kepada apa yang diikuti oleh masyarakat sekeliling berbanding kebenaran yang dibawa oleh suaminya. Isteri Nabi Nuh turut tenggelam oleh banjir besar bersama kaumnya yang menyekutukan Allah, sedangkan isteri Nabi Luth ditelan bumi kerana azab Allah atas kaumnya yang melakukan liwat (homoseksual).

Isteri Nabi Luth, tidak pernah disebut nama sebenarnya. Tersebut dalam QS. 66:10 sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Bahwa Nabi sekalipun tidak dapat membela isterinya dari azab Allah apabila mereka menentang agama. Disebutkan juga dalam QS 11:81. Dikisahkan ketika malaikat menyeru kepada Nabi Luth agar meninggalkan Sodom sebelum Allah menimpakan azab kepada kaum Luth termasuk istrinya.

Allah menjadikan isteri Nabi Nuh dan isteri Nabi Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh diantara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu mengkhianati kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikitpun dari siksa Allah; dan dikatakan kepada keduanya: “Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk neraka”. (QS. 66:10)

Ibunda Nabi Musa a.s. Tersebut dalam sedikit keadaan, khususnya pada QS 28:7, 10-13. Dan kami ilhamkan kepada Ibu Musa, “Susuilah dia, dan apabila kamu khuatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai nil…”

Isteri Al-Azis, tidak disebutkan namanya. Tetapi dalam kisah yang popular dikenal dengan nama Zulaikha. Terdapat dalam QS 12: 23-35, wanita yang disebutkan mencoba menggoda Nabi Yusuf a.s.

Dan wanita yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah ke sini.” Yusuf berkata,”Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan beruntung.

Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.

Dan keduanya berlumba-lumba menuju pintu dan wanita itu menarik baju Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata: “Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau dihukum dengan azab yang pedih?”.

Yusuf berkata: “Dia menggodaku untuk menundukkan diriku kepadanya”, dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya: “Jika baju yang dipakainya koyak di depan, maka wanita itu benar, dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta.

Dan jika baju yang dipakainya koyak di belakang, maka wanita itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar.”

Maka tatkala suami wanita itu melihat baju Yusuf koyak di belakang berkatalah dia: “Sesungguhnya (kejadian) itu adalah diantara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar”

(Hai) Yusuf: “Berpalinglah dari ini (rahsiakanlah peristiwa ini) dan kamu hai isteriku mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah.”

Dan wanita-wanita di kota berkata: “Isteri Al Aziz menggoda terunanya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada terunanya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata.”

Maka tatkala wanita itu (isteri Al-Aziz) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebilah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf): “Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada mereka.” Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka melukai jari tangannya dan berkata: “Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia.”

Wanita itu berkata: “Itulah dia orang yang kamu cela aku kerana (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya nescaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina.”

QS. 12:23-32

Ratu Shaba (Balqis), Seorang wanita yang tenang, cerdas dan kaya raya. Seorang ratu yang mempunyai kekuasaan akhirnya tunduk dan berserah diri kepada Allah, …Berkatalah Balqis: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam” (QS 27:44). Dikisahkan dalam QS 27:20-44 ketika burung hud-hud membawa berita dari negeri Saba kepada Nabi Sulaiman.

Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgahsana yang besar.

Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk.

(QS 27:23-24)

Dua wanita penggembala yang ditolong oleh Nabi Musa a.s. Nabi Musa kemudian mengahwini salah seorang dari mereka, QS 28:23-28. Mereka berdua adalah contoh wanita yang tetap menjaga diri meskipun terpaksa bekerja di luar rumah untuk menolong bapanya yang sudah tua.

"...Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?. Kedua wanita itu menjawab, 'Kami tidak dapat meminumkan ternak kami sebelum penggembala- penggembala itu memulangkan ternaknya, sedangkan bapa kami adalah orang tua yang sudah lanjut usia" (QS. 28:23).


No comments:

Post a Comment